JAKARTA,
KOMPAS.com - Bank Mandiri akan membayarkan sisa dividen pada pemegang
saham pada 28 Juni mendatang. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Mandiri
yang digelar di Plaza Mandiri, Senin, memutuskan akan membayar sisa
deviden sebesar Rp 2,1 triliun.
Salah
satu Direktur Bank Mandiri, Pahala N Mansury mengatakan jumlah ini merupakan
sisa deviden yang harus dibayarkan dari total deviden sebesar Rp 2,5 trilyun
atau setara dengan Rp 119 per lembar saham. Tahun lalu, Bank Mandiri telah
membayarkan deviden ad interim sebesar Rp 403 miliar atau setara Rp 19
per lembar. RUPS Tahunan Bank Mandiri menyepakati penggunaan 35 persen dari
laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 7,2 triliun sebagai dividen. Jumlah dividen
ini tak berubah dari tahun lalu dengan sejumlah pertimbangan.
"Pertimbangannya,
untuk melakukan penumpukan modal. Karena setiap melakukan ekspansi Rp 100 triliun
itu kan ada penurunan 0,7 persen dari rasio kecukupan modal, pembagian dividen
juga beresiko menurunkan modal," ungkapnya. Pembayaran deviden pada
tanggal 28 Juni mendatang menunggu waktu keluarnya recording date pada
tanggal 14 Juni 2010.
JAKARTA,
KOMPAS.com — PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) berencana akan
membagikan deviden kepada para pemegang saham sebesar 50 persen pada tahun ini.
"Untuk membagikan deviden masih sekitar 50 persen," kata Dirut TLKM
Rinaldi Firmansyah, di Jakarta, Senin (23/3). Ia mengatakan, besaran
pembagian deviden tersebut dipicu oleh anggaran belanja modal (capital
expenditure/capex) perseroan tahun ini yang besar, atau sekitar 2 miliar
dollar AS. "Angka ini masih besar dibandingkan lainnya yang menurunkan
capex tahun ini," ujarnya.
Nantinya,
pembagian deviden juga dengan memperkuat jaringan dan meningkatkan kualitas di
tengah persaingan. Lebih jauh ia memproyeksikan net profit akan
mengalami pertumbuhan dibandingkan tahun lalu serta pertambahan pelanggan baru
sekitar 20-25 juta.
Dari
Laba 2011, Matahari Departement Store Tidak Bagikan Deviden
JAKARTA,
KOMPAS.com - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan PT Matahari
Department Store Tbk (MDS) memutuskan untuk tidak membagikan deviden dari laba
tahun 2011. Rapat menyetujui rencana penggunaan laba tahun buku 2011 yang
sebesar Rp 465,6 miliar sebagai saldo laba. "Untuk dana cadangan
sebagaimana diatur dalam UU PT, kita menyisihkan satu persen dari laba bersih 2011
atau sebesar Rp 4,7 miliar. Sisanya sebesar Rp 460,9 miliar disepakati pemegang
saham untuk dibukukan sebagai saldo laba," papar Miranti Hadisusilo,
Direktur PT Matahari Department Store, Tbk dalam paparan publik perseroan, di
Jakarta, Jumat (22/6/2012).
Perseroan
tidak melakukan pembagian deviden dari laba 2011. Ini karena perseroan
merencanakan pembukaan 12-15 toko baru pada tahun ini. Dari total target itu,
sebanyak lima gerai baru akan dibangun di Jawa dan sisanya di luar Jawa.
Belanja modal yang diperlukan per toko sekitar Rp 15-Rp30 miliar. "Seperti
di Papua nanti kita akan bangun dua toko. Rencanaya satu gerai dulu kita bangun
di akhir tahun ini, sisanya di tahun depan," tambah CFO Matahari
Department Store, Richard Gibson.
Adapun
total belanja modal perseroan pada tahun ini sebesar Rp 400 miliar. Sumber
dananya berasal dari internal perseroan.
"Jadi
sekitar 75 persen capex (belanja modal) untuk pembiayaan toko baru dan renovasi
toko lama," ucap Richard. Secara keseluruhan, Matahari Departement Store
menargetkan penjualan bersih di atas Rp 10 triliun tahun 2012. Adapun sepanjang
kuartal I-2012, perseroan meraih laba usaha sebesar Rp 207,2 miliar. Naik 30,7
persen dari periode yang sama 2011. Sedangkan laba bersih tercatat Rp 45 miliar
pada tiga bulan pertama tahun ini.
Pembagian Deviden Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Pembagian Deviden Bank Rakyat Indonesia (BRI)
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA
-- Pemegang Saham Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyetujui usulan rasio pembagian
dividen atau dividend pay-out ratio pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI
Tahun 2013 (RUPST) sebesar 30 persen. Dengan demikian, dividen yang dibagikan
pada 2012 mencapai Rp5,5 triliun dari laba bersih sebesar Rp 18,5 triliun.
Dalam RUPST BRI 2013 juga ditetapkan
penggunaan laba bersih BRI Tahun Buku 2012 untuk Cadangan Tujuan guna mendukung
investasi sebesar 14 persen atau Rp 2,5 triliun. Sehingga sisa laba bersih
Tahun Buku 2012 sebesar 56 persen atau Rp 10,3 triliun akan menambah laba
ditahan BRI. Nilai dividen yang dibagikan dalam 3 tahun terakhir mengalami
peningkatan. Pada 2010 nilai dividen Rp. 93,01,- per lembar saham meningkat sebesar
31,5 persen menjadi Rp. 112,28,- per lembar saham di 2011. Pada tahun ini
meningkat sebesar 84,2 persen menjadi Rp. 225,232 per lembar saham.
Peningkatan laba yang dicapai pada tahun
2012 yang lalu merupakan hasil nyata dari transformasi bisnis yang dilakukan
BRI selama ini, yaitu memperkuat fokus pada segmen Mikro, Kecil, dan Menengah.
Bank BRI juga memperluas jaringan unit kerja dan e-channel, serta
melakukan pengembangan e-banking, termasuk juga produk dan layanan berbasis IT
lainnya.
Kapan ya jatah saya dibagikan.......
BalasHapushehehehehehe :-)